Penyebab-Penyebab Diabetes & Pencegahan Diabetes

Penyebab-Penyebab Diabetes & Pencegahan Diabetes|Bila pasokan gula ke jaringan tubuh kita mengalami kemacetan di dalam pembuluh darah, tentulah jaringan tubuh akan mengalami "kelaparan:. Padahal gula yang ditubuhkan itu tersedia dalam jumlah berlimpah di dalam pembuluh darah, bagaikan truk barang yang terjebak di jalan tol. Kondisi ini disebut sebagai hiperglikemia, kelebihan kadar gula darah. 

"Barangkali Anda makan berton-ton masakan yang kaya glukosa, tetapi kalau tubuh Anda tidak sanggup memanfaatkannya, Anda akan kelaparan,". kata Prcillia Holander, M.D., Wakil Presiden untuk bidang kajian khusus mengenai Diabetes Tipe II pada Park Nicollet Medical Center di Minneapolis, Amerika. Bila sel-sel Anda tidak menerima cuku pasokan gula, maka Anda akan merasa gampang lelah dan loyo. Selain itu, akhir tumpukan gula di dalam pembuluh darah, Anda akan merasa kehausan yang menciptakan Anda harus minum banyak-banyak. Inilah perjuangan tubuh untuk mengatasi kelebihan glukosa di dalam darah, dengan berusaha mengeluarkannya melalui urine. 

Bila insiden ini terus berlangsung, tanda-tanda yang Anda rasakan yaitu lapar, lemah, sering minum dan kencing, yang semuanya dikenal sebagai tanda-tanda diabetes. Kadar gula yang tinggi ini sanggup merusak sel saraf akan mati sehabis mengalami kekurangan pasokan glukosa. Juga memudahkan terjadinya oksidasi kolesterol oleh radikal bebas sehingga mengakibatkan terjadinya pengerasan pembuluh darah, dan membebani jantung untuk memopa darah lebih kencang. Karena itu, lebih dari Separoh penderita diabetes pada hasilnya meninggal lantaran penyakit jantung.

Bagaimana Terjadinya Gangguan Insulin Itu ?..

Kelenjar pankreas, yang tidak banyak dikenal sebagaimana halnya organ tubuh lain yang lebih terkenal ibarat Jantng atau otak, ternyata mempunyai peranan yang sangat penting bagi tubuh. Kelenjar Pankreas mempunyai sel kecil khusus yang dinamakan sel beta, dan dikenal sebagai pulau-pulau Langerhans. Disinilah hormon insulin diproduksi. 

Insulin yaitu pengatur pengiriman gula yang diharapkan sel-sel tubuh sebagai sumber energi, dan umumnya dibutuhkan dalam bentuk gula sederhana yang dikenal sebagai glukosa atau gula darah. Bila sang pengatur ini tidak menjalankan peranannya dengan baik, tubuh akan mengalami gangguan kemampuan memakai masakan yang dikonsumsi sehari-hari. 

Setelah masakan masuk, terjadilah proses kompleks untuk memecah karbohidrat menjadi glukosa dan lemak. Sebagian besar glukosa akan dikirim ke seluruh sel-sel tubuh melalui darah, dan sisanya akan disimpan sebagai cadangan energi tubuh di dalam sel otot dalam bentuk glikogen. Sedangkan lemak akan disimpan di sel lemak. 

Untuk mendukung aktivitas tubuh dengan pasokan energi, insulin akan mengambilkan dari pasokan makanan, atau melepaskannya dari cadangan. Tanpa insulin atau jumlah insulin yang memadai, tubuh akan mengalami problem yang serius. Gula yang berlebihan sebagai hasil dari pengambilan oleh sel yang tidak sanggup disimpan di jaringan otot, akan tertahan di pedoman darah, sehngga terjadilan kenaikan kadar gula darah. Biasanya tubuh bisa mengatur keseimbangan kadar gula darah yang tidak terlalu jauh naik turnnya, dalam batas toleransi tubuh yang sehat. 

Begitu pula halnya dengan lemak yang berlebih. Keduanya akan beredar bersama darah tanpa tujuan. Sebagian gula pada hasilnya sanggup keluar bersama urine sehabis melalui ginjal tetapi lemak akan menumpuk di pembuluh darah.  

Kadar gula yang tinggi di dalam darah itu sanggup mengakibatkan kerusakan ginal, mata dan organ lain. Dalam jangka panjang, glukosa dalam kadar tinggi di dalam darah menjadikan terjadinya pengikatakan hemoglobin oleh glukosa melalui proses glikosidasi menjadi Alc. Haemoglobin yang terikat tersebut tidak bisa pulih kembali, sehingga fungsi darah dalam membawa oksigen menjadi terganggu, ibarat tanda-tanda kurang darah (hemoglobin) atau gangguan pengikatan haemoglobin (met Hb) lantaran alasannya lain. 

Sedangkan gula yang menumpuk banyak di dalam pembuluh darah akan menciptakan darah menjadi kental dan alirannya melambat, sehingga menjadikan gangguan pada pasokan oksigen yang dibawah oleh darah. Jaringan yang tidak mendapatkan pasokan oksigen akan menjadi lumpuh dan mati. Gejalanya terasa ibarat mati rasa, kesemutan, dan nyeri kaki. Komplikasi lainnya antara lain berupa luka yang sulit sembuh (gangren) dengan resiko amputasi, gagal ginjal, kebutaan, dan impoten,. Sedangkan lemak yang menumpuk di pembuluh darah mengakibatkan pengerasan arteri (arteriosklerosis), dengna resiko penderitanyya kena stroke atau penyakit jantung koroner. 

Hanya sepuluh tahun yang lalu, masih luas beredar anggapan bahwa Diabetes Tipe II umumnya niscaya menyerang orang sampaumur saja. Tapi itu dulu, kini ini Diabetes Tipe I memang masih merupakan bentuk penyakit diabetes pada anak-anak, lantaran pencetusnya memang faktor genetik. Namun para hebat kesehatan yakni, bahwa dalam satu hingga dua dekade menjadi akan terjadi pergeseran yang mencemaskan pada usia penderita diabetes. 

Professor Chire Cockram, vice president Internasional Diabetic Federation (IDF) yang berhubungan dengan WHO mengatakan: "Belakangan ini, kita makin sering menjumpai penderita diabetes yang berusia di bawah 40 tahun dan 30 tahun." Dr. Sun Chee Fong, administrator di sentra diabetes dari Alexandre Hospital, Singapura juga sepakat. Dia bahkan menunjuk golongan belum dewasa sebagai calon pasien diabetes yang berikutnya. Dr. Tsai Shih-Tzen, presiden Association of Diabetes Educator, Taiwan, menyampaikan bahwa beberapa pasien Diabetes Tipe II yang dirawatnya berusia di bawah 6 tahun. Di Jepang, 80% dari kasus gres penderita diabetes golongan belum dewasa yaitu untuk tipe II. 

Pertanyaannya, faktor apa yang mendorong terjadinya wabah Diabetes Tipe II ini ke seluruh benua Asia ?..

Penyebab Diabetes 

1. Penyebab Diabetes yaitu Perubahan Gaya Hidup  
Penyebab utama diabetes di periode globalisasi yaitu perubahan gaya hidup. Wajah Asia secara harafiah telah berbeda, dan salah satu aspek yang paling menonjol yaitu tingginya konsumsi masakan gaya barat. Makanan gaya Barat ini bisa dipersonifikasikan dengan jaringan restoran cepat saji (fast food) Mc Donald's, KFC, Pizza Hut, Wendy's dan sebangsanya. Bahkan Profesor Shigtetaka Sugihara dari Tokyo Women's Medical University untuk pasien Diabetes Tipe II golongan belum dewasa memakai istilah "pengidap diabetes tipe Barat". Tentu saja, masakan berlemak sudah masuk dalam hidangan harian negara-negara Asia, jauh sebelum periode globalsiasi. Tapi komersialisasi yang canggih dari jaringan cepat saji ala Barat sangat menarik, teristimewa bagi golongan remaja dan anak-anak. Tentu saja, masakan tersebut paling cocok dan paling nikmat bila diiringi dengan minuman ringan (soft drink) yang tinggi gula !. 

2. Penyebab Diabetes yaitu Kebiasaan Minim Gerak 
Untuk kedua dari perubahan gaya hidup ini yaitu kebiasaan minim gerak karena tinggal dalam ruangan (indoor). Zimmet memakai istilah "Nintendoisme seluruh Asia" untuk mengungkapkan banyaknya belum dewasa yang lebih suka duduk di depan televisi dan komputer, daripada menghabiskan waktu di luar rumah, dibanding generasi sebelumnya. Zaman kini meskipun kemiskinan masih ada di mana-mana, jumlah masakan jauh lebih banyak tersedia bagi keperluan insan secara rata-rata. Pada tahun 2000 Ther Worldwatch Institute di Washington mengatakan, bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah tercapainya jumlah sama banyak antara anggota masyarakat dunia yang kelebihan berat tubuh dengan mereka yang kurang makan. Jadi, kita akan tiba pada faktor penyebab berikutnya, yakni kelebihan berat badan. Penelitian terakhir di 10 negara menunjukkan, bahwa dengan tinggi dan berat tubuh yang sama, bangsa Asia lebih berisiko terjangkit diabetes dibanding bangsa barat. Mungkin klarifikasi dari hal ini yaitu hasil dari riset tersebut yang mengatakan, bahwa secara keseluruhan bangsa Asia kurang berolahraga dibanding bangsa-bangsa dari benua Barat. 

Bukti-bukti telah diketemukan, bahwa kelompok etnik tertentu, terutama Cina, India, dan Melayu lebih berpeluang terkena diabetes dibanding etnik lainnya di Asia. Risiko mereka  makin tinggi dikala mereka meninggalkan teladan makan dan gaya hidupnya yang tradisional. Jangan heran kalau di Mauritus tingkat penderita diabetes tipe II yang tingginya asing yaitu dari golongan Cina dan India. Jika seseorang pindah dari desa ke kota, hal ini akan membawa dampak atau konsekuensi psikologis ibarat perasaan terisolasi dan rindu kampung halaman (homesick). Proses yang serupa terjadi dalam tubuh. Perubahan lingkungan memicu semacam stress berat biologis, yang juga mengganggu proses pengolahan gula darah, dengan akhir diabetes. 

3. Penyebab Diabetes yaitu Strees 
Makara faktor berikutnya yang harus diwaspadai yaitu stres. Tingkat gula darah tergantung pada aktivitas hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal, yaitu adrenalisn dan kortikosteroid. Kedua hormon tersebut mengatur kebutuhan ekstra energi tubuh dalam menghadapi keadaan darurat (fight or flight). Adrenalin akan memacu kenaikan kebutuhan gula darah, dan kortikosteroid akan menurunkan kembali. Adrenalin yang dipacu terus-menerus akan menjadikan insulin kewalahan mengatur kadar gula darah yang ideal, dan kadar gula darah jadinya naik secara drastis. 
Zimmet mengatakan, diabetes menyebar sejalan dengan perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Akibatnya, diabetes tampil jauh lebih banyak di kota-kota besar Asia ketimbang di pedesaannya. Selanjutnya, dominan penderitanya di kota besar bisa bercampur antara golongan strata ekonomi tinggi di gedongan dan kaum pendatang yang bermukim di tempat kumih. 

Di tempat permukiman kelas bawah kota Bangkok, 20% warganya diperkirakan menderita gangguan toleransi glokosa. Ini yaitu kondisi kelebihan gula darah yang sering menjurus ke diabetes. Hal yang sama terjadi di kota-kota besar lain di Asia, yang penuh dengan para pendatang dari daerah. Di Jakarta, pada tahun 1990 hanya 1,2% dari penduduknya yang diabetik. Tahun 1993 meningkat menjadi 5,7% dan pada tahun 2000 jumlah tersebut telah mencapai 12%! Di Vietnam, penduduk perkotaan yang menderita diabetes kurang dari 5%. Sepintas angka tersebut kelihatan kecil, tetapi sudah merupakan kenaikan tiga kali lipat dari dekade sebelumnya. 

Pencegahan Penyakit Diabetes 

Pencegahan Penyakit Diabetes - Melihat bahwa gangguan keseimbangan kadar gula darah sanggup dipengaruhi oleh konsumsi masakan yang berlebihan (pola makan yang salah) dan aktivitas yang penuh masakan (gaya hidup stres), maka diabetes bergotong-royong sanggup dicegah dengan cara-cara berikut:... 
  • Bila kegemukan, turunkan berat badan 
  • Lakukan latihan aerobic (berenang, bersepeda, joging, jalan cepat) paling tidak tiga kali seminggu, setiap kali 15-60 menit hingga berkeringan dan terengah-engah tanpa menciptakan nafas menjadi sesak. 
  • Konsumsi gula sedikit mungkin atau seperlunya lantaran bukan merupakan cuilan penting dari hidangan yang sehat. Kebutuhan zat gula darah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh sanggup dipenuhi dari karbohidrat yang berasal dari beras, sereal, roti, kentang atau bakmi dalam hidangan sehari-hari. 
  • Setelah berumur 40 tahun, periksa kadar gula urine Anda setiap tahun, terutama bila Anda mempunyai riwayat keluarga penderita diabetes. 

Faktor-Faktor Yang Mempertinggi Risiko Diabetes

Secara singkat, faktor-faktor yang mempertinggi risiko diabetes yaitu sebagai berikut...
a. Kelainan genetika 
Diabetes sanggup menurun berdasarkan silsilah keluarga yang mengidap diabetes, lantaran kelainan gen yang menjadikan tubuhnya tak sanggup menghasilkan insulin dengan baik. Tetapi risiko terkena diabetes juga tergantung pada faktor kelebihan berat badan, stres dan kurang bergerak. 
b. Usia
Umumnya insan mengalami perubahan fisiologis yang secara drastis menurun dengan cepat sehabis usia 40 tahun. Diabetes sering muncul sehabis seseorang memasuki usia rawan tersebut, terutama sehabis usia 45 tahun pada mereka yang berat badannya berlebih, sehingga tubuhnya tidak peka lagi terhadap insulin. 
c. Gaya hidup strees
Stres kronis cenderung menciptakan seseorang mencari masakan yang manis-manis dan berlemak tinggi untuk meningkatkan kadar serotonin otak. Serotonin ini mempunyai imbas penenang sementara untuk meredakan stresnya. Tetapi gula dan lemak itulah yang berbahaya bagi mereka yang berisiko kena diabetes. 
d. Pola makan yang salah
Kurang gizi atau kelebihan berat tubuh sama-sama meningkatkan risiko kena diabetes. Kurang gizi (malnutrisi) dapa merusak pankreas, sedangkan obsitas (gemuk berlebihan) menjadikan gangguan kerja insulin (retensi insulin). Kurang gizi sanggup terjadi selama kehamilan, masa anak-anak, dan pada usia sampaumur akhir diet ketat berlebihan. Sedangkan krang gizi pada janin mungkin terjadi lantaran ibunya merokok atau mengkonsumsi alkohol semaca hamilnya. 

Sebaliknya, obesitas bukan lantaran masakan yang anggun atau kaya lemak, tetapi lebih disebabkan jumlah konsumsi yang terlalu banyak, sehingga cadangan gula darah yang disimpan di dalam tubuh sangat berlebihan. Sekitar 80% persen penderita diabetes tipe II yaitu mereka yang tergolong gemuk. 

Apakah Anda Memiliki Faktor-Faktor Penyebab Diabetes ?..

Kehadiran salah satu faktor risiko diabetes tidak berat Anda akan eksklusif kena diabetes, tetapi lebih sebagai suatu kemungkinan. Semakin banyak faktor yang Anda miliki maka kemungkinannya pun semakin besar. 
a. Usia: semakin bertambah usia semakin tinggi risiko diabetes. Risiko yang tinggi dimulai semenjak usia 40 tahun.
b. Keturunan: adanya riwayat diabetes dalam keluarga terutama orang renta dan saudara kandung. Keturunan merupakan faktor yang paling berperan bagi diabetes tipe I
c. Obesitas: 80-85% penderita diabetes tipe II mengidap kegemukan. Tentu saja tidak semua orang yang kegemukan menderita diabetes, tetapi penyakit ini mungkin muncul 10-20 tahun kemudian. Dikatakan obesitas kalau seseorang kelebihan 20% dari berat tubuh normal. 
d. Kemiskinan: meski belum diketahui niscaya hubungannya, namun penelitian telah menandakan hal ini. Besar kemungkinan diabetes pada golongan miskin dikarenakan gangguan pankreas akhir kurang gizi. 

Baca Juga:


Demikianlah gosip mengenai Penyebab-Penyebab Diabetes & Pencegahan Diabetes. Semoga teman-teman sanggup mendapatkan dan bermanfaat bagi kita semua baik itu pengertian diabetes, penyebab-penyebab diabetes, pencegahan-pencegahan atau cara mengatasi penyakit diabetes, faktor-faktor yang mempertinggi risiko diabetes, faktor-faktor penyebab diabetes. Sekian dan terima kasih. Salam Berbagi Teman-Teman.

Referensi: Penyebab-Penyebab Diabetes & Pencegahan Diabetes
  • Mangoenprasodjo, Setiono. 2005. Hidup Sehat & Normal Dengan Diabetes. Yogyakarta: Thinkfresh. Hal:19-29 
LihatTutupKomentar