Membuka Perbedaan Puisi Dan Sajak

Dalam kesusateraan di Indonesia dikenal puisi dan sajak. Boleh jadi kebanyakan orang akan mempersamakan antara keduanya. Puisi ya sajak dan sajak ya puisi. Namun dilihat dari pengertiannya, ada perbedaan puisi dan sajak yang harus diketahui menyerupai dijelaskan berikut ini.


Pengertian puisi :

Dilihat dari segi etimologis, puisi berasal dari bahasa Yunani "poesis" dengan arti penciptaan. Bahasa Inggris pun mengenal puisi yaitu poetry dan juga poem. Puisi merupakan bentuk karya sastra yang tak berlaku ketentuan persajakan, ritme atau jumlah bait sekaligus ditandai dengan pemilihan kata-kata yang padat. Sebuah puisi biasanya mempunyai unsur-unsur intrinsik yaitu : tema (mengenai apa), amanat (nasihat apa yang diutarakan), rima (persajakan atau persamaan bunyi), ritme (tekanan pada kata-kata tertentu), majas (gaya bahasa), kesan (rasa yang hendak diungkapkan) dan diksi (pilihan kata). Contoh puisi :

Dunia ini memang absurd sayang
Pun kau harus menjadi absurd untuk hidup dalam kegilaannya
Namun dikala kau mulai menggila, tetaplah ingat dua paling absurd ini:
Kamu sungguh yang tergila sayang,
dan saya sungguh menggilai keadaan tergila-gila padamu.

Dunia ini memang absurd sayang
Pun kau harus menjadi absurd untuk hidup dalam kegilaannya
Namun dikala kau mulai menggila, tetaplah ingat dua paling absurd ini:
Kamu sungguh yang tergila sayang, dan saya sungguh menggilai keadaan tergila-gila padamu.

Dunia ini memang absurd sayang
Pun kau harus menjadi absurd untuk hidup dalam kegilaannya
Namun dikala kau mulai menggila, tetaplah ingat dua paling absurd ini:
Kamu sungguh yang tergila sayang, dan saya sungguh menggilai keadaan tergila-gila padamu.

Pengertian Sajak :

berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sajak ialah karya sastra berbentuk puisi dimana penulisannya berbentuk baris-baris teratur dan terikat. Sajak mengutamakan kesesuaian suara bahasa, apakah itu keselarasan bunyi, kekontrasan ataupun kesamaan. Sajak ada yang menyampaikan sebagai adonan dari pantun dan syair melihat pola dan jumlah baris dalam bait. Berikut ialah rujukan sajak :

Kalau tidak alasannya bulan
Tidaklah bintang meninggi hari
Kalau tidak alasannya tuan
Tidaklah saya hingga kemari

Guruh petus penuba limbat
Ikan lumba berenang-renang
Tujuh ratus jadikan ubat
Badan berjumpa maka senang

Berdiri saya di tepi pantai
Memandang lepas ke tengah laut
Ombak pulang peceh berderai
Keribaan pasar rindu berpaut

Uncang jelek tak tertali
Kian kemari bergantung-gantung
Bujang jelek tak berbini
Kian kemari meraung-raung

Perbedaan puisi dan sajak berdasarkan Putu Arya Tirtawirya yaitu jika puisi ialah sebuah pengungkapan implisit, tersamar diikuti makna tersirat. Kata-kata dalam puisi cenderung mempunyai arti konotatif. Sedangkan sajak mempunyai cakupan lebih luas dan tidak cuma hal-hal tersirat namun melibatkan juga isi dan juga hingga ke efek yang dihasilkan, diantaranya bunyi. Sehingga sajak ada kalanya juga dimaknai dengan bunyi. Sedangkan Mc Caulay menyampaikan bahwa puisi merupakan bab dari karya sastra yang memanfaatkan kata-kata menjadi sarana penyampaian untuk menghasilkan imajinasi dan delusi sebagaimana sebuah lukisan yang memanfaatkan baris dan warna ketika menyiratkan wangsit dari pelukisnya.

LihatTutupKomentar